06 April 2010

Contoh Menganalisa TA Literature


    Untuk mendapatkan judul yang menarik seperti yang telah disebutkan, tahap pertama dalam bimbingan adalah mahasiswa menentukan film atau novel apa yang akan dia inginkan untuk di analisa. Misalkan mahasiswa/i akan menganalisa film dan Judul film itu adalah spiderman 1
    Setelah mendapatkan film atau novel yang akan dianalisa. Biarkan mahasiswa mencari salah satu aspek yang menarik dan menonjol yang tergambar dalam novel atau film dari berbagai sudut pandangnya.
Andaikan mereka lebih tertarik menganalisa tokoh. Tanyakan kepada mereka, dari segi mana mereka akan menganalisa tokoh. Karena tokoh dalam karya sastra biasanya disajikan dalam beberapa dimensi, yaitu dimensi fisiologis, dimensi sosiologis dan dimensi psikologis

a. Dimensi Fisiologis
    Dimensi fisiologis yaitu ciri-ciri fisik sang tokoh: jenis kelamin, umur, keadaan tubuh atau tampang, ciri-ciri tubuh, raut muka dan sebagainya. Selain itu termasuk pula pakaian dan segala perlengkapan yang dikenakan oleh sang tokoh: sepatu, topi, jam tangan, tas, perhiasan dan sebagainya.   
contoh:
    Penulis akan membahas dimensi fisiologis dari tokoh peter parker dalam film Spiderman. Peter Parker memakai kaca mata yang cukup tebal dan dibalik kacamata tersebut, tersebunyilah mata Peter Parker yang berwarna biru. Penjabaran dimensi fisikologis Peter Parker terekam dalam adegan dibawah ini.

Marry Jane: “Hey, you have blue eyes. I didn’t notice without your glasses.”

(00:22:20)

Contoh:
    Penulis akan membahas dimensi fisiologis dari tokoh Robert Langdon dalam Novel The Da Vinci Code. Tokoh Langdon mempunyai rahang yang kuat dan dagunya terbelah. Langdon juga telah memiliki uban disekitar pelipisnya. “A dark stubble was shrouding his strong jaw and dimpled chin. Around his temples, the gray highlights were advancing, making their way deeper into his ticket of coarse black hair.” (Page: 6)

Contoh Judul:
Despising in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”

    Tokoh Peter Parker mempunyai tubuh yang sedikit kurus, kecil, berkacamata dan rambutnya belah pinggir. Dengan penampilannya seperti itu adalah penampilan ciri khas kutu buku. Dan di Amerika, penampilan kutu buku di dilecehkan oleh sebagian orang Amerika.
    Penulis akan memulai menganalisa adegan yang menunjukan tokoh lain yang memandang rendah atau menganggap hina terhadap tokoh Peter Parker karena diangap sebagai kutu buku dan terekam pada adegan dibawah ini saat Peter mengejar bis sekolah dan menggedor-gedor bis untuk berhenti.

Peter: “Hey! Stop the bus! Stop! Hey! Stop the bus!”  
(00:03:46)

    Dilihat dari adegan di atas, terlihat sangat jelas, tokoh Peter Parker di pandang rendah atau dianggap hina oleh orang lain. Di adegan itulah Peter ditertawakan oleh tokoh yang berperawakan gendut. Tokoh ini memandang rendah dengan mentertawakan peter yang sedang mengejar bis dengan hanya melihatnya sambil memakan hamburger di tangannnya. Tokoh ini tahu jika Peter ingin menaiki bus dengan mengedor-gedor bis, namun tokoh ini tidak memperdulikan Peter dan tidak meminta supir bis untuk berhenti.
Tidak hanya tokoh yang berparawakan gendut ini yang memperlakukan Peter, tetapi juga supir bus sekolah yang memperlakukan Peter tidak manusiawi. Perlakuan tokoh ini, bisa dilihat saat ia mengetahui bahwa Peter telah menggedor-gedor bis namun supir bus tetap saja melaju. Perlakukan yang tidak semestinya juga terlihat dari ekspresi wajah supir itu. Wajah tokoh itu menggambarkan senyuman yang merendahkan kepada tokoh Peter.
b.  Dimensi Sosial
    Dimensi sosiologis yakni unsur-unsur status sosial, pekerjaan, jabatan, peranan dalam masyarakat, pendidikan, kehidupan pribadi dan keluarga, pandangan hidup, agama dan kepercayaan, ideologi, aktivitas sosial, organisasi, kegemaran,     keturunan, dan lain-lain.
Contoh:
    Penulis akan membahas dimensi sosial dari tokoh Robert Langdon. Tokoh Langdon  adalah seorang penulis buku yang menuliskan tentang simbologi agama. “Our guest tonight needs no introduction. He is the author of numerous books: The Symbology of Secret Sects, The An of the Illuminati, The Lost Language of Ideograms, and when I say he wrote     the book on Religious iconology, I mean that quite literally. Many of you use his textbooks in class.” (Page: 6)

Contoh Judul:
    Knowledge of Main Character that Moving Plot in Novel “Da Vinci Code” written by “Dan Brown”

    Pengetahuan yang dimiliki oleh tokoh Robert Landon, ternyata mempengaruhi jalannya plot dalam novel The Da Vinci Code. Hal itu bisa terlihat saat agen kepolisian judisial yang bernama Collet yang meminta Langdon membantu kepolisian dalam sebuah kasus pembunuhan. “My capitaine requires your expertise in a private mater” (page: 8)

c. Dimensi Psikologis
    Dimensi psikologis yaitu: mentalitas, norma-norma moral yang di pakai, temperamen, perasaan-perasaan dan keinginan pribadi, sikap dan watak, kecerdasan, IQ (intelligence quotient), keahlian, kecakapan khusus, dan lain-lain

Contoh:
    Penulis akan membahas dimensi psikologis tokoh Langdon. Tokoh ini mempunyai masalah dengan psikologisnya, yaitu ia mempunyai trauma masa kecil dan masih menghantuinya sampai ia dewasa. Trauma yang dimilki oleh Langdon adalah ia fobia dengan ruangan tertutup. “As a boy, Langdon had fallen down an abandoned well shaft and almost died treading water in the narrow space for hours  before being rescued.” (page: 20)      

Contoh Judul:
Motivation in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”
  
    Ada berbagai macam motivasi yang terlihat dari berbagai tokoh yang ada di film ini dan penulis akan memulainya dari tokoh Peter Parker. Motivasi tokoh Peter terungkap saat ia bertemu Marry Jane di belakang rumah mereka dan Peter mengutarakan motivasinya.

Peter: “I want to move into the city and hopefully, get a job as a photographer, work my way through college”

(00:29:40)

    Di adegan itu, terungkap juga cita-cita tokoh Marry Jane saat ditanyakan oleh Peter Parker

Marry Jane: “Headed for the city too. Can’t wait to get out of here and I wanna at on stage”

(00:30:22)

    Adegan disini terlihat, keinginan tokoh Marry yang ingin keluar dari rumah dan hidup di kota, karena ia selalu bertengkar dengan ayahnya. Di adegan itu juga, terlihat sebuah motivasi dalam hidup Marry Jane yang ingin menjadi actor.
Tokoh juga dapat dibagi menjadi beberapa kriteria Berdasarkan kuantitas, fungsi penampilan, perwatakan,perkembangan watak dan pencerminan tokoh cerita.

1. Berdasarkan kuantitas
    Tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh sentral dan tokoh figuran.

Tokoh Sentral
    Tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.

Contoh:
Peter parker dalam Film Spiderman atau Robert Langdon dalam novel The Da Vinci Code.

Contoh Judul:
    Secret Admirer in Movie Spiderman Directed by “Sam Raimi”
    Pengagum rahasia dalam film ini adalah Peter Parker. Dia mengagumi tokoh Marry Jane dari kecil. Hal itu terungkap dengan jelas saat ia mengikuti Marry Jane dari belakang, namun ia tidak berani untuk bicara kepadanya dan juga mendekatinya. Dia hanya hanya bisa bicara kepada dirinya sendiri sambil melihat Marry Jane dari jauh. Adegan itu tergambar dibawah ini:

Peter: “Hi, M.J. I don’t know if you realize this, but we’ve been neighbors since I was 6 and I was wondering if we could get together sometime. Do something fun?”

(00:20:11)

    Kekaguman terhadap Mary Jane yang dirahasiakan oleh Peter, terlihat juga pada adegan dibawah ini saat ia  bernarasi tentang Mary Jane pada awal pembuka cerita.

Peter: “This like any story worth telling. Its about girl. That girl next door. Marry Jane Watson. The woman I’ve loved since before I liked girl.”

    (00:03:32)
b. Tokoh Figuran (Peripheral Character)
Tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita.

Contoh:
Ben Parker dalam film spiderman.

Contoh Judul:
Peripheral Character in the Eye of Decontruction in Movie “Spiderman” directed by “Sam Raimi”

    Tokoh figuran dalam teori intrinsik, terkadang tidak terlalu penting dalam jalannya sebuah cerita. Namun, dalam kacamata teori dekontruksi, tokoh-tokoh ini mempunyai andil cukup besar dalam jalannya sebuah cerita. karena kehadirannya sangat diperlukan dalam menunjang jalan cerita atau mendukung perwatakaan tokoh utama. Hal ini bisa terlihat dari tokoh Aunt May yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi dalam teori dekontruksi, dialah kunci berkembangnya karakter tokoh utama yaitu Peter Parker. Hal itu, bisa dilihat dalam adegan berikut ini.

Peter: “I can’t help thinking about the last thing I said to him. He tried to tell me something important and I threw it in his face”
Aunt May: “You love him. And he love you. He never doubted the man you’d grow into. How you were meant for great things. You won’t disappoint him.”
(00:53:40)
    Dari sinilah tokoh utama diyakinkan oleh tokoh figuran bahwa ia tercipta untuk sesuatu yang besar dan dari sinilah ia mulai memantapkan keputusannya untuk memanfaatkan kekuatannya untuk kebaikan dan motivasi ini juga di dorong oleh kata-kata bijak dari tokoh figuran lain, yaitu pamannya, Ben Parker. Hal ini bisa di-  
lihat dalam adegan dibawah ini saat Peter dinasehati oleh pamannya.  
  
Ben Parker: “Remember,with great power comes great responsibility”

(00:35:49)

    Walaupun tokoh Ben hanya tokoh figuran, namun tokoh in dapat merubah perwatakan tokoh utama mempunyai motivasi dalam hidupnya, yaitu menggunakan kekuatannya menolong yang lemah, dan tokoh Peter merealisasikannya dengan menciptakan tokoh Spiderman.

2. Tokoh Berdasarkan Fungsi Penampilan
    Tokoh dalam kriteria ini dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonist dan tokoh antagonist.

a. Tokoh Protagonist
    Tokoh yang dikagumi dan merupakan cerminan dari norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita.  
Contoh:
Robert Langdon dalam novel The Da Vinci Code

Contoh Judul:
Discretion in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”

Diskresi atau sikap bijaksana yang tahu menentukan apa yang dapat diceritakan atau apa yang harus dirahasiakan terdapat dalam tokoh Peter Parker ata Spiderman. Tokoh ini tidak menceritakan kepada Harry, sahabatnya, bahwa Ayahnya adalah Green Goblin dan dia meninggal karena mesin terbangnya sendiri, bukan di bunuh oleh Spiderman. Diskresi peter disebabkan oleh ayah Harry yang berpesan kepada peter untuk tidak menceritakan rahasia ini kepada anaknya.

    Norman: “Peter, don’t tell Harry.”
(01:49:30)

Walaupun begitu, sikap diskresi Peter yang tidak menceritakan rahasia tentang ayah Harry, membuat peter atau Spiderman dibenci oleh Harry. Kebencian itu dikarenakan, Harry menganggap Spiderman telah membunuh ayahnya saat dia melihat Spiderman disamping ayah Harry yang terbaring kaku di sofa.

    Harry: “What you Have you Done?”
(01:50:06)
    Kebencian Harry terhadap Spiderman terlihat kembali saat dia menguburkan ayahnya. Kebencian itu ia utarakan kepada Peter dan memunculkan perang batin dalam hati Peter. Namun, Peter tetap menyimpan rahasia tentang Ayah Harry.
Harry: “I didn’t lose him. He was stolen from me. I swear on my father’s grave, Spiderman will pay”
(01:50:56)
b. Tokoh Antagonist
Tokoh antagonist adalah tokoh yang menjadi penyebab terjadinya konflik.

Contoh:
Tokoh Silas dalam The Da Vinci Code.
Contoh judul:
Skizofrenia of Antagonist Character in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Rami”
    Kepribadian ganda atau skizofrenia, terdapat dalam tokoh Norman Osborn. Kepribadian Norman terpecah saat ia menjadi kelinci percobaan dari penelitianya sendiri.

    Norman: “Sometimes you got to do things your self”
(00:15:26)

    Setelah mencoba hasil penelitianya, ia mulai berubah menjadi liar dan membunuh temannya sendiri. Osborne mulai mengetahui bahwa ia mempunyai kepribadia lain yang hidup dalam dirinya saat ia berbicara dengan dirinya sendiri di depan cermin.

Osborne : “I don’t understand?”
Goblin   : “Did you think it was coincidence, so many good things, all happen for you. All for you Norman.
    osborne  : “ What do you want?”
    Goblin    : “To do what you can’t. to remove those in your way.”

(01:13:01)

    Dengan percakaan yang tidak lazim ini, menjelaskan psikologi diri osborn, ia tidak bisa mengutarakan keiginan terdalam dari dirinya yang tidak dapat ia raih, namun dengan kepribadian yang lain, ia bisa dengan mudah meraihnya, diluar dari karakter dasarnya.

3.  Berdasarkan Perwatakannya
    Tokoh cerita dalam kriteria ini dapat dibedakan dalam tokoh sederhana (flat character) dan tokoh bulat (round character)
a.    Tokoh Sederhana
Tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja.
Contoh:
Sifat arogan tokoh Bezu Fache dalam novel The Da Vinci Code

Contoh Judul:
Wisdom Words in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”

    Kata-kata bijaksana terukir dalam beberapa tokoh dalam film ini, salah satunya adalah  tokoh Ben Parker. Sifat itu terlihat saat memberikan nasehat kepada Parker yang mulai berubah di dalam diri keponakannya.  

Ben Parker: “Remember,with great power comes great responsibility”

     (00:35:49)

    Kata-kata bijak juga terukir dalam tokoh Aunt May. Tokoh ini terlihat sangat bijaksana saat ia menenangkan keponakannya yang sedang sedih dalam kamarnya.
Peter: “I can’t help thinking about the last thing I said to him. He tried to tell me something important and I threw it in his face”
aunt may: “You love him. And he love you. He never doubted the man you’d grow into. How you were meant for great things. You won’t disappoint him.”
(00:53:40)

b.Tokoh Bulat
    Tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya. Salah satu contohnya adalah tokoh Robert Langdon sebagai professor yang memakai jam tangan Mickey Mouse dan mempunyai fobia dengan ruangan sempit.

Contoh Judul:
Catharsis in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”
    Katarsis atau pelepasan emosi yang membuat seseorang lega, terdapat dalam beberapa tokoh yang ada di film ini, salah satunya adalah tokoh Peter. Walaupun ia mempunyai sifat yang baik, namun disisi yang lain ia mempunyai sifat membalas dendam. Sisi kepribadian Peter yang lain terungkap dalam adegan dibawah ini.  

Man : “You could’ve taken that guy apart. Now he’ll get away with my money”
    peter: “I missed the part where that my problem”

(00:42:51)

    Adegan di atas menceritakan peter yang membiarkan kabur orang yang merampok uang dari pemilik klub. Peter membiarkan perampok itu kabur dikarenakan peter hanya dibayar seratus dollar oleh pemilik klub, bukannya tiga ribu dollar yang telah dijanjikan olehnya. Dan ia membalasnya dengan kata-kata “I missed the part where that my problem”. Kata-kata itu adalah kata-kata yang di ucapkan oleh pemilik klub saat Peter protes karena hanya dibayar seratus dollar dan Katarsis yang di lakukan oleh Peter membuatnya senang dan terlihat dengan jelas dari ekspresi wajah Peter yang tersenyum lega karena telah melepaskan emosinya.

4.   Berdasarkan perkembangan watak
Tokoh dalam kriteria ini dapat dibedakan dalam tokoh statis dan tokoh berkembang

a.    Tokoh statis
Tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Contoh:
Sifat tokoh Aunt May yang bijaksana yang tidak berubah dari awal cerita sampai akhir cerita.

Contoh Judul:
Narcissism in Movie “The Talented Mr. Ripley” Directed by “Anthony Minghella”

b. Tokoh Berkembang
    Tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan peristiwa dan plot yang dikisahkan.
Contoh:   
Tokoh Sophie Neveu yang diawal cerita masih marah dengan kakeknya, namun ditengah cerita ia memaafkan kakeknya walupu dia telah tiada.

Contoh judul:
Evolution in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”

Evolusi dalam film ini terdapat dalam tokoh Peter Parker. Tokoh Peter berubah karena ia digigit oleh laba-laba yang mempunyai gen super. Setelah ia digigit, ia merasakan demam yang tinggi. Setelah itu, ia merasakan perubahan dalam bentuk tubuhnya.

    Aunt may: “Are you all right?”
    peter: ”I’m fine”
    aunt may: ”Any better this morning?”
    Peter: “Change? Yup, big change.”
(00:18:31)

5.   Berdasarkan kemungkinan pencerminan  tokoh cerita terhadap (sekelompok) manusia dari kehidupan nyata.

    Tokoh cerita dalam kriteria ini dapat dibedakan ke dalam tokoh tipikal (typical character) dan tokoh netral (neutral character)
a.    Tokoh Tipikal
    Tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya, dan lebih banyak di tonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaannya.

Contoh:
Tokoh Bezu Fache yang menjadi agen kepolisian judisial yang arogan.

Contoh Judul:
Hypocrite Character in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”

Karakter yang mempunyai sifat munafik atau hyprocrite, tedapat dalam tokoh Jameson, yaitu pemimpin redaksi daily buggle. Sifatnya yang munafik terlihat saat dia melihat hasil photo Peter yang di inginkannya dan terlihat sangat jelas dari ekspresi wajahnya. Namun ia mengatakan kepada Peter bahwa hasil photonya jelek. Ia menawarkan hasil photo Peter dengan harga dua ratus dollar, namun Peter menolaknya dan disuruh diberikian ke penerbit lain.

Jameson: “They are crap! Crap! Crap! Mega crap! I’ll  give you $200”
    peter: “That seems a little low”
    Jameson: “Take them somewhere else”
(01:01:22)

Kemufikan tokoh ini terlihat kembali saat saat peter ingin keluar dari ruangan, tokoh ini memanggil lagi dan memberikannya tiga ratus dollar.

    Jameson: “Sit down! Give me that. I’ll give you $300. That’s the standard fee.”

(01:01:40)
b. Tokoh Netral
    Tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi. Contoh dari tokoh ini adalah tokoh sophie neveu yang diceritakan sebagai keturunan langsung dari Yesus.

Contoh judul:
Heroism in Movie “Spiderman” Directed by “Sa Raimi”

    Kepahlawanan dalam film ini tercitra dalam tokoh Peter Parker atau Spiderman. Parker menyadari kekuatan yang ada pada dirinya dan mulai membantu orang-orang dengan menangkap pencuri atau juga membantu anak kecil yang terperangkap dalam kebakaraan.

     A Woman : “Somebody save my baby! Save my baby please!”

(01:22:28)

UNSUR ALUR
Alur dalam kriteria ini terdapat beberapa unsur, yaitu:
    1. Konflik
    2. Foreshadowing
    3. Discovery
    4. Chance and Coincidence
    5. Suspense
    6. Surprise

1. Konflik
    Konflik adalah perselisihan antar lakuan, gagasan, nafsu dan kehendak. konflik dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Man Against Man
Pertentangan antara manusia dengan manusia.
Contoh:  
    Konflik antara Robert Langdon dengan Bezu Fache, Langdon dengan Silas dalam novel The Da Vinci Code.

Contoh judul:
Rivalry between Protagonist and Antagonist Character in Movie “

b. Man Against Environment.
Pertentangan antar manusia dengan lingkungan.

Contoh:
konflik antara para tokoh dengan kematian dalam film Final Destination

Contoh Judul:
Struggle of Main Character in Movie “Final Destination” Directed by “James Wong”

c. Man Against Himself
Pertentangan antar manusia dengan dirinya sendiri.

Contoh:
Perang batin tokoh Michale dalam film The Reader
  
Contoh Judul:
Dilemma in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”

2. Foreshadowing
    Foreshadowing merupakan unsur yang dipergunakan pengarang untuk mempersiapkan pembaca atau penonton menghadapi peristiwa yang akan datang. dengan menyisipkan tanda-tanda atau petunjuk pada awal cerita maka pengarang dapat membuat kejadian-kejadian selanjutnya dapat dipercaya. Contohnya pada film spiderman. Di awal cerita film itu, pengarang menceritakan tentang lab penelitian tentang penggabungan beberapa DNA laba-laba menjadi laba-laba jenis baru yang mempunyai kekuatan super. Penjabaran ini dimaksudkan untuk mempersiapkan pembaca bahwa kekuatan yang dimiliki oleh spiderman adalah hasil rekayasa genetika.

Contoh Judul:
The Analysis of Foreshadowing in Novel “The Da Vinci Code” Written by “Dan Brown”

3. Discovery
Diketahuinya sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. istilah ini ditunjukan bagi kejadian yang sangat penting yang dapat membangun jalan ceritanya.

Contoh:
Diketahuinya tokoh Jacques Sauniere sebagai anggota perkumpulan rahasia yang bernama Biarawan Sion dalam novel The Da Vinci Code. Dari sinilah cerita ini berkembang.

Contoh judul:
Aspect of Discovery that Influence Plot in Novel “Angel and Demon” Written by “Dan Brown”

Coincidence
Coincidence disebut juga kebetulan berganda.
contoh:
Seorang pemuda yang pulang dari pesta dalam keadaan mabuk menabrak dari belakang mobil seseorang gadis. Apabila kemudian diketahui bahwa meeka itu adalah dua bersaudara yang terpisah.
  
Contoh Judul:
The Analysis of Coincidence in Movie “Serendipity” Directed by “Peter Chelsom”

5. Suspense
    Keadaan dalam suatu cerita dimana pembaca atau penonton selalu ingin tahu bagaimana kejadian selanjutnya atau penonton selalu ingin tahu bagaimana kejadian selanjutnya atau bagaimana penyelesaian peristiwa terjadi sehinga menimbulkan minat yang kuat untuk mengikuti jalan cerita selanjutnya. Contoh dari suspense terlihat    saat Jacques Sauniere sekarat, ia membuat dirinya telanjang dan telentang seperti manusia Vitruvian dan dadanya dilukis gambar pentakel. Di saping tubhnya juga terdapat tulisan yang menggunakan invisible ink yang mempunyai kode rahasia. Pengarang menciptakan suspense ini untuk menarik perhatian pembaca untuk mengikuti cerita lebih lanjut, mengapa Sauniere bertindak seperti itu.
  
Contoh Judul:
Suspense Analysis in Novel “The Da Vinci Code” Written by “Dan Brown”

6. Surprise
    Merupakan akhir dari suatu suspense yang biasanya jauh dari apa yang diduga oleh para penonton atau pembaca.

Contoh:
Kejutan dalam novel The Da Vinci Code terungkap saat Langdon mengetahui bahwa Sophie adalah keturunan langsung dari Yesus dan kejutan lain adalah holy grail ternyata tersimpan dalam museum Louvre.

Contoh Judul:
 Aspect of Surprise in Novel “The Da Vinci Code” Written by “Dan Brown”

LATAR
Latar dalam sebuah karya fiksi adalah penggerak terbentuknya karakter tokoh yang dapat mempengaruhi tingkah laku, aktivitas dan cara berfikir para tokohnya. Latar juga merupakan latar belakang dari kehidupan tokohnya pada masa itu, dan begitu juga kita dapat mengetahui dimana, kapan, dan lingkungan seperti apa tokoh tersebut hidup.

1. Tipe Latar
    Latar dapat dibedakan menjadi tiga tipe pokok, yaitu:
    a. Latar Netral
    b. Latar Spiritual
    c. Latar Tipikal

a.     Latar Netral
    Latar yang hanya sekedar latar, berhubung sebuah cerita memang membutuhkan sebuah landasan tumpu, atau tepat berpijak. Sebuah nama tempat yang disebutkan hanya sekedar sebagai nama tempat yang terjadinya suatu peristiwa. Jika nama tempat itu diganti tidak akan mempengaruhi alur dan penokohannya.

Contoh:
Saat dua tokoh bertemu deket pohon. Jika pohon itu diganti dengan dekat tembok, tidak akan berpengaruh dalam alur dan penokohan dalam cerita.

b. Latar Spiritual
    Latar spiritual adalah nilai-nilai yang melingkupi dan dimiliki oleh sebuah latar fisik. hal ini berkaitan dengan tata cara adat istiadat kepercayaan dan nilai-nilai yang berlaku di tempat yang bersangkutan.

Contoh:
Latar dalam film Last Samurai


c. Latar Tipikal
    Latar yang bersifat menonjolkan sifat khas dari latar tertentu baik yang menyangkut unsur tempat, waktu, maupun sosial.

Contoh:  
Latar dalam The Da Vinci Code.

2. Unsur Latar
Latar dapat dibedakan menjadi tiga unsur pokok, yaitu:
    a. Latar tempat
    b. Latar waktu
    c. Latar Sosial

a. Latar Tempat
    Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu atau mungkin lokasi tertentu tanpa nama nama jelas.
Contoh:  
Latar desa bangka belitung dalam film Laskar Pelangi.
  
Contoh Judul:
Place Setting that Influence Plot in Novel “Angel and Demon” written by “Dan Brown”

b. Latar Waktu
    Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah kaya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.

Contoh:  
Latar waktu dalam film Back to the Future

Contoh Judul:  
The Analysis of Chronological Story in Novel “The Time Traveler’s Wife” Written by “Audrey Niffenegger”

c. Latar Sosial
    Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan prilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, dan lain-lain. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.

Contoh:
Babeh, atau bapanya si Doel yang selalu ngomong ceplas ceplos. Ini dikarenakan latar sosial tokoh itu adalah orang Betawi.

Contoh judul:  
Poverty that Effect Characterization in “Movie Slum Dog Millionaire” Directed by “Danny Boyle”

Simbol
    Secara umum simbol berarti sesuatu yang mempunyai makna lebih dari makna harafiahnya. simbol dapat berupa benda manusia, keadaan, atau perbuatan yang mempunyai makna harafiah dalam sesuatu cerita, tetapi juga memberi arti yang lebih dalam dan lebih jauh dari itu.



Contoh:
    Jempol tangan. Secara harafiah, jempol tangan hanyalah salah satu bagian dari jari manusia. Namun, jempol juga mempunyai arti yang lebih dari itu, bisa berarti bagus juga menghadap ke atas atau berarti jelek jika mengarah ke bawah.

Contoh judul
Symbology in Novel “Angel and Demon” written by “Dan Brown”
  
Ironi
    Ironi adalah sesuatu yang mempunyai serangkain arti yang saling bertentangan, tidak cocok, kontras bahkan masing-masing arti itu dapat saling mengejek.
    Dalam karya sastra dibagi menjadi tiga macam ironi, yaitu verbal ironi, dramatic Irony, dan situational irony.

a. Verbal Irony
Kata atau frase yang mempunyai dua arti yang kontras.

contoh:
    A: “Udah lama nunggunya?”
    B: “Baru aja aku nyampe!!”

    Note: Padahal udah nunggu selama satu jam setengah.

b. Dramatic Irony
    Pengertian yang berbeda antara apa yang diketahui atau diucapkan atau difikirkan oleh seseorang tokoh cerita dengan apa yang diketahui pembaca

Contoh:
    Penonton sudah tahu kalau juliet belum mati, namun romeo berfikiran sebaliknya, kalau juliet telah mati.

c. Irony of Situation
    Terjadi suatu pertentangan antara penampilan dengan yang seharusnya, atau antara harapan dan kenyataan yang terjadi, atau atas apa yang terlihat dan apa yang seharusnya.

Contoh:
    Saat pembunuh memberondong presiden dengan peluru, namun setiap peluru itu tidak mengenai presiden. Tapi, ada satu peluru mengenai mobil presiden dan peluru itu memantul mengenai dada presiden. Seharusnya mobil itu melindungi, namun ternyata mobil itu malah bertanggung jawab karena membuat presiden tertembak. 

Contoh Judul:
Irony in Movie “Spiderman” Written by “Sam Raimi”

Language
    Language is the way a writer chooses words, arrange them in sentences, and exploits them to show their significance

Contoh Judul:
Sarcasm in Movie ”Dodgeball” Directed by “Rawson Marshall Thurber”

Style
    Style is the verbal identity of a writer, it conveys their unique ways seeing the world

Contoh Judul:
Hyperbole in Movie “Romeo and Juliet” Directed by “Steven Spielberg”


TEMA
Tema adalah gagasan yang mendasari karya sastra. Tema itu kadang-kadang didukung oleh penulisan latar, di dalam karya yang lain tersirat di dalam lakuan tokoh, atau di dalam penokohan. Tema bahkan menjadi faktor yang mengikat perisrtiwa-peristiwa di dalam satu alur.

Penggolongan Tema
Tema dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu penggolonngan dikhotomis yang bersifat tema tradisional dan nontradisional, penggolongan dilihat dari tingkat pengalaman jiwa menurut Shipley, dan penggolongan dari tingkat keutamaannya.
1.    Tema Tradisional dan Non Tradisional
a. Tema Tradisional
Sebuah tema yang selalu ada kaitannya dengan masalah kebenaran dan kejahatan.

Contoh:
tema ini terdapat dalam film Die Hard yaitu antara polisi dengan para pejahat.

Contoh Judul:
Humanism versus Kriminalism in Movie “Die Hard” Directed by “John McTiernan”

b. Tema Non Tradisional
    Tema sebuah karya yang mengangkat sesuatu yang tidak lazim, tidak sesuai dengan harapan pembaca, bersifat melawan arus, mengejutkan, bahkan boleh jadi mengesalkan, mengecewakan, atau berbagai reaksi afektif yang lain.

Contoh:
Tema ini terdapat dalam film The Da Vinci Code dan film The Matrix

Contoh Judul:
Symbology of Religion in Novel “The Da vinci code” written by “Dan Brown”

2. Tingkatan Tema Menurut Shipley
    Shipley membedakan tema-tema karya sastra kedalam lima tingkatan, yaitu tema tingkat fisik, organik, sosial, egoik, dan devine.

a. Tema tingkat Fisik
    Tema karya sastra yang lebih menunjukan oleh banyaknya aktifitas fisik daripada kejiwaan. Ia lebih menekankan mobilitas fisik daripada konflik kejiwaan tokoh cerita yang yang bersangkutan. Unsur latar dalam novel dengan penonjolan tema tingkat ini mendapatkan penekanan.

Contoh:
Tema ini terdapat dalam film-film yang dibintangi oleh Jackie Chan

Contoh Judul:
Superiority of Main Character in Movie “Bourne Identity” Directed by “Doug Liman”

b. Tema Tingkat Organik
    Tema karya sastra tingkat ini lebih menekankan kehidupan seksual manusia, khususnya kehidupan seksual yang bersifat menyimpang, misalnya berupa penyelewengan dan penghianatan suami-istri, atau skandal-skandal seksual yang lain.

Contoh:
Tema ini terdapat dalam film The Reader. Disini digambarkan skandal seksual antara wanita dewasa dengan anak masih berusia 15 tahun



Contoh Judul:
    Pedophilia of Main Character in Novel “Lolita” Written by “Vladimir Nabakov”

c. Tema Tingkat Sosial
    Tema karya sastra tingkat ini lebih menekankan kehidupan bermasyarakat, khususnya masalah ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, perjuangan, cinta kasih, propoganda, hubungan atas-bawahan, dan berbagai masalah dan masalah hunbungan sosial lainnya.

Contoh:
Tema ini terdapat dalam film Slum Dog Milionarre yang menjabarkan kemiskinan.

Contoh Judul:
Conspiracy in Movie “Enemy of The States” Directed by “Tonny Scott”

d. Tema Tingkat Egoik
    Tema karya sastra tingkat ini lebih menekankan masalah-masalah individuliatas. Masalah individualitas itu antara lain berupa masalah egoisitas, martabat, harga diri, atau sifat dan sikap tertentu manusia lainnya, yang pada umumnya lebih bersifat batin dan dirasakan oleh yang bersangkutan. Masalah individualitas biasanya menunjukan jati diri, citra diri, atau sosok kepribadian seseorang.

Contoh:
Ke esentrikan tokoh Ace dalam film Ace Ventura

Contoh Judul:
    Methodology of Reading and Writing in Movie “The Reader” Directed by “Stephen Daldry”

e. Tema Tingkat Devine
    Tema tingkat ini lebih menekankan masalah hubungan manusia dengan Sang pencipta, masalah religiositas, atau berbagai masalah yang bersifat filosofis lainnya seperti pandangan hidup, visi dan keyakinan.

Contoh:
    Tema ini terdapat dalam novel The Da Vinci Code, salah satunya terdapat dalam tokoh Silas yang menyiksa dirinya sendiri dengan tujuan ingin merasakan penderitaan yang dialami oleh Yesus.

Contoh Judul:
Fanatisicm in Novel “The Da Vinci Code” Written by “Dan Brown”

3. Tema Utama dan Tema Tamahan
a. Tema Utama
Makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu.

Contoh:
    Tema cinta dalam film Spiderman. Tema ini mejadi utama dikarenakan rasa cinta tokoh Peter terhadap marry Janelah yang menggerakan cerita.
  
Contoh judul:
Aspect of Love in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”

b. Tema Tambahan
    Makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu dalam cerita yang akan memperjelas makna pokok cerita.



Contoh:
    Tema kepahlawanan, diskriminasi ataupun tema kepribadian ganda dalam film Spiderman adalah tema tambahan. Karena tema-tema ini mendukung tema cinta tokoh Peter dan perwatakan dari kejiwaan tokoh Peter yang mencintai tokoh Marry Jane yang tak bisa ia miliki.

Contoh Judul:
    Minor Theme that Support Major Theme in Movie “Spiderman” Directed by “Sam Raimi”



Daftar Pustaka:
teori intrinsik yag di jabarkan di atas diambil dari buku Burhan Nurgiantoro.

Tidak ada komentar:

Senyuman Monalisa

  Oleh: Andika Sukandi “Masih tiga jam, dua puluh dua menit, tiga puluh lima detik lagi” ujarku sambil melihat jam tangan yang sedang k...